Sunday, February 27, 2011

Hari Demi Hari Berlalu..

Sedar tak sedar dah nak masuk bulan Mac 2011.Bagi aku  awal tahun 2011, banyak pengalaman pahit dan getir   sudah aku tempuhi, menjadikan aku insyaAllah insan yang lebih tabah dan sabar mengharungi kehidupan duniawi yang semakin hari semakin mencabar,kehidupan sekarang yang aku lalui ini dipenuhi dengan onak dan duri,pelbagai rintangan dan dugaan.Hari demi hari berlalu...

Di awal tahun ini juga,tanpa aku sedari, aku sudah kembali kepangkuan keluargaku yang amat ku sayangi yakni kembali kepada kehidupan anak-anakku yang sudah hampir 6 tahun aku tinggalkan.Cumanya sekarang aku hidup kesaorangan tanpa ditemani oleh suamiku yang amat kukasihi dan aku rindui.Ada masanya aku mahu saja menghabiskan sisa-sisa hidupku bersama mereka sehingga ke akhir hayatku, tetapi ada masanya pula hati aku ini   teringin untuk bersama suamiku yang nun jauh beribu-ribu batu.Hanya Allah swt yang tahu betapa aku amat menyanyangi anak-anakku dan juga suamiku,tak ada bezanya,sama berat aku rasa bebannya.Hari demi hari berlalu....

Ketika dan saat ini, aku amat memerlukan belaian dan kasih-sayang seorang lelaki yang bergelar suami.Aku terpaksa mengharungi kehidupan duniawiku tanpa kehadirannya disisi.Aku mengangkat kedua belah tanganku memohon doa pada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang semuga aku ditemukan kembali dengannya di dalam keadaan yang lebih baik daripada sekarang.Semuga Allah swt meluaskan kurniaNya kepada dia dan aku.Aku amat berharap Ya Allah dengan pertolonganMu.Hari demi hari berlalu...

Hanya kepadaMu sahajalah aku sembah dan kepadaMu sahajalah aku memohon pertolongan,ameen.

Hari demi hari berlalu, hanya Allah swt jua yang tahu kesudahannya....InsyaAllah, aku akan tetap setia  menunggumu walaupun hari demi hari berlalu...

(c) Travel-Images.com - Stock Photography agency - the Global Image Bank

Thursday, February 24, 2011

Ganjaran Untuk Isteri yang Solehah

a) “Sekali suami minum air yang disediakan oleh isterinya adalah lebih baik dari berpuasa setahun”.
b) “Makanan yang disediakan oleh isteri kepada suaminya lebih baik dari isteri itu mengerjakan haji dan umrah”
c) “Mandi junub si isteri disebabkan jimak oleh suaminya lebih baik baginya daripada mengorbankan 1,000 ekor kambing sebagai sedekah kepada fakir miskin”.
d) “Apabila isteri hamil ia dicatitkan sebagai seorang syahid dan khidmat kepada suaminya sebagai jihad”.
e) “Pemeliharaan yang baik terhadap anak-anak adalah menjadi benteng neraka, pandangan yang baik dan harmonis terhadap suami adalah menjadi tasbih (zikir)”.
f ) “Tidak akan putus ganjaran dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya”.
g) “Apabila meninggal dunia seorang dan suaminya redha, nescaya ia dimasukkan ke dalam syurga”. (Hadis Riwayat Tarmizi)
h) “Seseorang wanita apabila ia mengerjakan sembahyang yng difardhukan ke atasnya, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatan dirinya dan taat kepada suaminya maka berhaklah ia masuk syurga dari mana-mana pintu yang ia suka”.
(Hadis riwayat Anas Bin Malik)

Wednesday, February 23, 2011

Kejar Dunia hingga lupa Aqirat

Banyak orang bila terlalu sibuk dengan hal-hal dunia,maka dengan sengaja atau tidak sengaja dia akan mula lupa pada hari aqirat.Mulalah bagi alasan sibuk kerja tak sempat solat,sibuk urus rumahtangga tak sempat nak talipon apatah lagi jenguk orang tua di kampung.Semua nak cepat dan tergesa-gesa,akhirnya kerugian juga kerna apa yang dikejar tak dapat,apa yang dikendung berciciran.

Kenapa manusia tak mau sibuk hal-hal aqirat juga?Kenikmatan dunia hanya dikecapi buat sementera waktu sahaja walhal aqirat buat selama-lamanya.Baik akan dibalas dengan kebaikan dan jahat tentunya akan dibalas dengan kejahatan juga.Allah swt Maha Pengasih dan Maha Pemurah,Maha Pengampun pada hamba-hambnya yang mau bertaubat dan kembali ke jalan yang lurus yakni jalan yang diredai ole Allah swt.Muhasabahlah diri kita setiap hari..lihatlah pada diri kita samada disayangi Allah atau pun dibenci Allah.Cukupkah bekalan kita ke aqirat nanti? Kalau kita kata kita beriman kepada Allah,Rasul,Kitab2,malaikat dan hari aqirat ataupun hari pembalasan,tentu sekali kita akan dengan sendirinya akan rasa takut untuk melakukan dosa kerana setiap perbuatan baik dan buruk pastinya akan dikira dan dihitung satu persatu di padang mahsyar nanti.Allah sudah berjanji,semuanya ini pasti terjadi...Bila akan terjadi...Allahu'alam

Rajin-rajinlah  baca al-quran dan hayati maknanya dan jadikanlah al-quran sebagai panduan dan pedoman hidup kita setiap waktu.Mudah-mudahan kita akan mendapat petunjuk dan hidayah daripada Allah swt dan mendapat kebahagiaan hidup yang baik di dunia dan juga di aqirat.

Monday, February 21, 2011

Excellent reminder by Imaam Anwar al-’Awlaki (hafidhullah) regarding two rules which we must all remember:

Many of us are going through or are about to go through the final exam period for our schools. Here is an excellent reminder by Imaam Anwar al-'Awlaki (hafidhullah) regarding two rules which we must all remember:
"My success and my guidance depend on Allah. Whenever we change something to good, whenever we do good, it is coming from Allah. The tawfeeq comes from Allah. The concept of tawfeeq is a little similar to the concept of barakah. I'l give you an example. You have a student who has exams in the month of Ramadan, two students that have exams in the month of Ramadan. One of them says 'I have to study day and night for this exam so I'm going to leave taraweeh, I'm going to leave the masjid – I just cant do it. I mean this study of mine is ibaadah and I have to forget about everything else. I don't have time for dhikr of Allah.'
So this person goes and studies day and night and these two students are engineering students for example. The other student wants to study, he wants to study very hard. But because he has so much love of Allah subhana wa ta`ala in his heart he wants to go to the masjid, he wants to attend the salah, he wants to pray taraweeh, he wants to be with the muslims, he wants to make dhikr. So his heart is leading him to that direction, so he's going in that direction and he's studying much much less than the other student. He's squeezing in a few hours of the day but the rest of his time is going for ibaadah of Allah because it's the blessed month of Ramadan. Both of them are studying a certain problem on materials on physics or anything on engineering, a subject that has problems. They're both studying this problem in the same time. So this student who is keeping the orders of Allah and Allah wants to give him tawfeeq, he's solving that problem and it takes him half an hour to solve. Then he's done with the problem and he goes to the next one. The other student starts solving that problem and he gets stuck somewhere in the problem. Sometimes in a problem, in the middle of a problem there's something you don't turn your attention to and you get stuck and you spend hours not being able to get out of that loop. So that student got stuck in the problem and he's going round in circles for hours and hours and the other one finishes the problem and he's praying taraweeh in the masjid and he's making dhikr of Allah and itikaaf that night.
Why? One of them had tawfeeq and the other one didn't.
Tawfeeq is from Allah. It's not on how much you study or how much you work. It's true, in general the more you work the more you get. That's a general rule and it's a sunnah of Allah subhana wa Ta`ala. But there is also something else and that is another rule which is the rule of tawfeeq. We need to understand that Allah has established laws in this world. The harder you work the more fruits you will get. There's also another law you will get, that says if you have the tawfeeq of Allah subhana wa ta`ala then Allah will make things easy on you and these laws work together. But we have to understand both laws exist."
[Stories of the Prophets]

Apakah makna sebenar Muflis di dalam Islam

Muflis dihari kiamat adlh yg dtg dgn solat, puasa & zakat TETAPI KERAP mencela, mengutuk org, makan harta org lain, menumpahkan darah, memukul lalu DITEBUSNYA melalui amalan kebaikannya, hingga habis sblm mampu menebus seluruhnya, lalu DIBERIKAN DOSA mangsanya & dilempar kepadanya, akhirnya dilempar ke neraka.
 Hadis sohih Muslim.

Sunday, February 20, 2011

Perumpamaan Air hujan dengan Air Mata

The tears fall...

Hanya Sekadar Peringatan

You never know what you have until you lose it

Dilarang putus asa di dalam Islam

Seorang insan yang menyusuri kehidupan di dunia ini pasti mempunyai matlamat yang telah ditetapkan dalam hatinya. Mana mungkin seorang insan hidup tanpa matlamat kerana tanpa matlamatlah yang menyebabkan manusia sanggup membunuh diri gara-gara putus asa dalam meneruskan kehidupan. Putus asa amat sekali dilarang dan haram di dalam Islam. Firman ALLAH lagi:
“……dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat serta pertolongan Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah itu melainkan kaum yang kafir” – Surah Yusuf Ayat 87
Oleh sebab itu, kita sangat memerlukan rahmat dan pertolongan ALLAH dalam kehidupan kita ini justeru jangan sesekali berputus asa dan lakukan amal soleh sebagai bekalan untuk kembali kepada-Nya.

Tiada alasan untuk tidak menunaikan solat.....

Friday, February 18, 2011

Bicara Agama -Pinjaman Kereta/rumah/insuran/peribadi Secara Islam apa kelebihannya??

MENCARI yang halal itu fardu. Kita sering mendengar ayat ini. Bersyukurlah bagi mereka yang mencari penghasilan melalui tulang empat kerat sama ada dengan bekerja makan gaji atau menjalankan perniagaan yang halal.
Namun, masih ada di kalangan kita yang terbelenggu dengan beberapa kegiatan dalam pekerjaan yang melibatkan unsur-unsur haram dan syubhat.
Ada juga yang menggunakan ‘darurat’ sebagai alasan untuk terus bekerja dalam sektor yang jelas terlibat dalam riba, syubhat dan sebagainya.
Allah SWT berfirman yang maksudnya: Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (al-An’am: 145)
Wartawan MOHD. RADZI MOHD. ZIN menemu bual Pensyarah Jabatan Ekonomi Islam, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia, Zaharuddin Abd. Rahman bagi mengupas isu ini.
Beliau sedang melanjutkan pelajaran di peringkat doktor falsafah di United Kingdom .
Mega: Apakah kedudukan seseorang yang bekerja sebagai jurujual kenderaan yang berurusniaga dengan bank konvensional. Adakah mereka turut dikategori ‘bersekongkol’ dengan bank berkenaan walaupun ada di antara mereka menasihatkan pembeli menggunakan perbankan Islam?
ZAHARUDDIN: Soalan ini memang amat relevan dan menghantui banyak penjual Islam yang prihatin di seluruh dunia. Isu ini adalah lebih kurang sama dengan penjual Islam yang didatangi pembeli yang ingin membayar menggunakan kad kredit riba.
Jawapan yang wajar saya berikan sebenarnya agak panjang jika beserta huraian, namun disebabkan ruangan yang terhad, secara kesimpulannya saya berpandangan bahawa jurujual tersebut tidak dikira terlibat terutamanya setelah dia menasihati pelanggannya untuk mengambil pembiayaan kereta daripada bank-bank Islam.
Namun, adalah lebih cemerlang jika jurujual tersebut mempelajari serba ringkas kelebihan pembiayaan kereta dari bank-bank Islam demi menarik pembeli menggunakannya.
Sebagai contoh mudah, pinjaman kereta secara riba dari bank konvensional mengenakan penalti setinggi 5-8% daripada jumlah pinjaman sekiranya pelanggan terlewat membayar, manakala bank-bank Islam hanya mengenakan 1% daripada jumlah yang lewat pada bulan tersebut sahaja.
Jumlahnya amat kecil, bahkan sebahagian bank Islam di Malaysia pula menyalurkan jumlah itu kepada badan kebajikan.
Perlu diketahui juga, kadar pembiayaan kereta baru adalah sama di antara bank konvensional dan bank Islam. Bagi kereta terpakai terdapat sedikit perbezaan.
Namun tidak boleh untuk pukul rata mana yang lebih murah kerana setiap bank mempunya pelbagai kriteria yang mereka lihat sebelum menentukan kadar keuntungan yang akan diambil. Antaranya, jenis kereta, tahun kereta, umur pelanggan dan sebagainya.
Sebagai hujah secara ringkas, ini kerana penjual tiada boleh dipertanggungjawabkan atas sumber duit yang digunakan oleh pembeli, jika penjual ingin dipertanggungjawabkan ia akan mencetuskan satu keadaan kesukaran yang tiada taranya lagi.
Oleh itu, para ulama mengklasifikasikan ia sebagai urusan yang jatuh dalam peruntukan Umum al-Balwa iaitu suatu penegahan yang terlalu sukar untuk dielakkan.
Kes yang hampir sama boleh berlaku begini apabila kereta lelaki A berlanggar dengan kereta lelaki B. Kesalahan dikenal pasti berpunca dari lelaki B.
Hasilnya, semua kos pembaikan kereta lelaki A akan ditanggung juga oleh syarikat insurans kereta lelaki B. Persoalannya, bagaimana jika ia adalah sebuah syarikat insurans konvensional yang haram lagi riba?
Jawapannya, tiada kesalahan ke atas lelaki A, ini kerana ia menerima pampasan syarikat yang menjamin lelaki B secara berasas, iaitu gantirugi atau apa jua asas yang sepertinya. Tatkala itu, dosa hanyalah jatuh kepada lelaki B yang sengaja melanggan insurans konvensional yang haram.
Ia tidak menyeberang kepada lelaki A kerana wang bukan najis atau haram pada zatnya tetapi pada cara individu asal mendapatkannya.
Ibn Masu’d r.a pernah ditanya, maksudnya: Aku mempunyai seorang jiran dan tidak ku ketahui berkenaan hartanya kecuali semuanya haram dan kotor, dan dia menjemputku (ke rumahnya) aku merasa sukar untuk hadir dan sukar juga untuk tidak hadir.
Berkata Ibn Masu’d: Terima dan hadirlah jemputannya sesungguhnya dosa-dosa (dari harta haram tadi) adalah tanggungannya sahaja”. (riwayat al-Baihaqi, 5/335 namun al-Baihaqi berkata sanad riwayat ini tidak begitu kukuh).
Kesimpulannya, penjual dan pemaju hanya bertanggungjawab atas akad atau kontrak antara dia (penjual) dan pembeli sahaja, iaitu memastikannya tidak bercanggah dengan hukum syariah daripada pelbagai sudut termasuk syarat-syarat yang termeterai di dalam kontrak itu.
Pun begitu, jika pemaju dan penjual telah sejak dari awal memeterai perjanjian dengan mana-mana bank konvensional untuk pinjaman riba kepada pembeli, sebagai ganjaran penjual akan menerima komisen tertentu. Ketika itu, mereka secara sepakat kata ulama tergolong dalam kumpulan yang bersekongkol dan terlibat dengan riba.

http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2010&dt=1005&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm,

Thursday, February 17, 2011

FARDU KIFAYAH DALAM ISLAM

Islamic Society: Women Praying from the What are the 5 Pillars of Islam image gallery
Masyarakat Islam khususnya di Malaysia sering dikemukakan dengan persoalan fardu ain dan fardu kifayah. Tetapi ramai antara kita barangkali tidak begitu jelas tentang perbezaan kedua-dua istilah tersebut. Kita juga sering gagal membezakan sesuatu itu fardu ain atau fardu kifayah. Untuk menghindarkan keliruan inilah kita perlu melihat kepada perbezaan garis pemisah  di antara kedua-dua konsep tersebut. Kegagalan memahaminya menyebabkan individu Muslim sering menganggap fardu ain itu sebagai fardu kifayah dan begitulah sebaliknya. Kesilapan seumpama ini menyebabkan terabainya sesetengah dari ajaran Islam untuk dihayati secara amali dalam kehidupan.

Menurut Ilmu Usul Fiqh, fardu ain atau dikenali juga dengan wajib ‘aini ditakrifkan sebagai perbuatan yang wajib dikerjakan oleh tiap-tiap orang mukallaf seperti sembahyang lima waktu dan sebagainya (A. Hanafi M.A., Usul Fiqh). Dari definasi tersebut dapatlah difahamkan bahawa fardu ain adalah pekerjaan yang wajib dilakukan oleh setiap umat Islam dalam keadaan individu Muslim itu cukup syarat-syaratnya seperti berakal, baligh dan sebagainya.

Seseorang Muslim yang meninggalkan kewajiban ini menyebabkan dia menanggung dosa besar di samping mengurangkan ciri-ciri kesempurnaan keislaman ke atas dirinya. Dalam erti kata yang lebih singkat, fardu ain adalah kewajiban bagi setiap individu Muslim.

Sementara itu fardu kifayah ditafsirkan sebagai “perbuatan yang wajib dilakukan oleh seseorang atau sekumpulan anggota masyarakat Islam, tanpa melihat siapa yang mengerjakannya. Apabila telah dilakukan maka hilanglah tuntutan kewajiban itu terhadap orang lain. Tetapi apabila tidak ada seseorang pun yang melakukannya, maka semuanya berdosa, seperti mendirikan tempat beribadat, rumah sakit, menyembahyangkan mayat dan sebagainya(A. Hanafi M.A., Ibid).

Dengan lain-lain perkataan fardu kifayah adalah kefarduan yang wajib dikerjakan oleh seseorang atau satu kumpulan yang mewakili masyarakat Islam, sebuah daerah Islam, negeri ataupun negara. Apabila kefarduan itu telah disempurnakan, maka kewajiban tersebut menjadi gugur bagi seluruh anggota masyarakat yang terlibat

Dengan itu dapatlah ditegaskan bahawa fardu kifayah mempunyai ruang lingkup yang  luas yang melibatkan seluruh aspek hidup seperti soal-soal ekonomi, politik dan perundangan, termasuk soal ketenteraan dan lain-lain.

Di sini kita juga dapat melihat bahawa perbezaan yang ketara di antara dua kewajiban ini ialah fardu ain wajib dilakukan oleh setiap individu Muslim yang mukallaf, manakala fardu kifayah hanyalah wajib dikerjakan oleh seseorang  atau sekumpulan orang sahaja.

Perbezaan yang lain adalah fardu ain merupakan kewajiban yang merupakan ibadat-ibadat yang khusus dan fardu kifayah pula adalah kerja-kerja yang berkaitan dengan kemasyarakatan dan kenegaraan.

Dari huraian di atas dapatlah difahamkan bahawa fardu ain adalah kerja-kerja seorang Muslim yang lebih berhubungan dengan Khaliknya dan fardu kifayah pula bersifat kemaslahatan dan kepentingan umat Islam yang lebih berhubungan dengan makhluk di sekitarnya.

Kepentingan kedua-dua konsep tersebut terdapat dalam firman Allah yang bemaksud “Ditimpakan ke atas mereka kehinaan di mana sahaja mereka berada kecuali mereka yang berhubungan dengan tali Allah dan tali daripada manusia” (Ali Imran 112), di mana tali Allah adalah hubungan peribadi yang bersifat fardu ain dengannya, sementara tali dari manusia adalah kerja-kerja yang bersifat fardu kifayah.

Kesempurnaan dan keindahan Islam tidak akan dapat dilihat jika kewajiban-kewajiban kifayah ini diabaikan oleh masyarakat Islam. Islam  sebagai ajaran yang syumul (menyeluruh) berdasarkan manhaj rabbani melibatkan proses pembinaan peribadi Muslim, keluarga dan umah Islam dan khalifah Islam yang bersifat international.  Dalam proses pembinaan individu Muslim misalnya, penglibatan anggota masyarakat sekitar adalah penting untuk melahirkan seorang Muslim yang baik kerana individu Muslim tidak dapat dibina tanpa kerjasama para guru, kaum ulama, masyarakat sekitar dan sebagainya yang melibatkan sistem pendidikan dan etika Islam yang dihayati secara langsung oleh sesebuah masyarakat.

Tingkah laku sosial seseorang umpamanya amat terpengaruh dengan suasana persekitaran. Keadaan sekeliling yang penuh dengan maksiat, pergaulan bebas ala Barat dan sebagainya, adalah amat menyimpang dari ajaran Islam.

Di sinilah perlu diwujudkan suasana yang bercorak Islam atau persekitaran yang selari dengan Islam jika kita ingin membentuk syaksiah Islamiah atau peribadi Muslim.

Dengan demikian kewujudan persekitaran yang bercorak Islam menjadi fardu kifayah ke atas sesebuah masyarakat Islam. Tanpa persekitaran yang seperti ini, usaha-usaha kearah pembentukan peribadi Muslim akan menemui kegagalan kerana memang tabiat manusia itu adalah amat dipengaruhi oleh suasana persekitarannya.

Usaha-usaha pembinaan peribadi Muslim adalah tahap pertama dalam merealisasikan cita-cita dan tujuan dari ajaran Islam yang syumul itu. Pembinaan peribadi Muslim mestilah diikuti dengan pembentukan keluarga Islam, ummah Islamiah, negara Islam, khalifah Islam dan seterusnya dunia  Islam.

Tanpa semuanya itu, Islam tidak akan dapat dilihat sebagai cara hidup yang lengkap dan sempurna. Apalagi dalam keadan sekarang ini umat Islam menjadi pelarian, rumah dan harta benda mereka dibakar, wanita-wanita mereka dizalimi dan bebagai-bagai lagi kekejaman akibat peperangan dan ekspoitasi ekonomi-politik.

Negara-negara umat Islam pula tidak mempunyai sebarang kekuatan, seluruh keperluan mereka bergantung kepada negara-negara blok Barat dan Timur, khususnya negara-negara kapitalis dan sosialis, terutama dalam bidang ekonomi, persenjataan, pendidikan, kepakaran dan sebagainya.

Seperti yang telah disebutkan, kewajiban yang bercorak kifayah itu gugur apabila telah ada seorang atau sekumpulan orang yang menunaikannya secara sempurna. Proses pelaksanaan yang belum mencapai tahap kesempurnaan menyebabkan kelompok masyarakat yang berkenaan masih dianggap berdosa.

Contohnya apabila dua atau tiga orang yang menguruskan jenazah dengan tidak mengikut syarat dan rukun-rukunnya, maka anggota masyarakat yang lain masih dikira berdosa. Ibnu Thaimiyah menegaskan bahawa “sesungguhnya para fuqaha Islam pada keseluruhannya berpendapat tentang pertukangan dan perusahaan seperti bertenun, pembinaan bangunan dan sebagainya adalah merupakan fardu kifayah.”

Dalam menunaikan tanggungjawab dakwah seperti menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran, Islam mengarahkan supaya perkara tersebut wajib dilakukan oleh sekumpulan orang-orang Islam. Firman Allah bermaksud: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran, dan mereka itulah orang-orang yang beroleh kejayaan (Ali Imran: 104)

Prof Dr. Yusuf Al Qardawy dalam kitab Al-Hillul Islami telah menggariskan bidang-bidang yang perlu digarap dan ditangani oleh umat Islam sama ada pihak pemerintah maupun rakyat dalam proses mengembalikan semula kebangkitan umat Islam seluruhnya untuk menghayati sistem yang sesuai dengan cita-cita Islam. Bidang-bidang yang dimaksudkan ialah bidang-bidang kerohanian dan akhlak, pendidikan dan kebudayaan, kemasyarakatan, ekonomi, ketenteraan, politik dan perundangan.

Tanpa memperincikan perkara-perkara yang telah digariskan itu, kita masih dapat melihat di mana keperluan-keperluan yang merangkumi bidang yang berperanan dalam masyarakat Islam bermula dari individu hinggalah sampai ke peringkat negara yang sekiranya benar-benar beroperasi secara yang dikehendaki merupakan sumbangan terbesar terhadap kelansungan umat Islam itu sendiri.

Keperluan tersebut dapat dibahagikan kepada beberapa tahap atau peringkat seperti peringkat kampung, daerah, negeri, negara dan peringkat internasional.

Dari pemaparan ini, kita melihat bahawa keperluan untuk mewujudkan sebuah wilayah Islam yang bermula dari pembentukan individu sehinggalah dunia Islam antarabangsa masih terlalu jauh dari realiti. Satu proses perubahan yang menyeluruh perlu dilakukan untuk mencapai dan menjamin terwujudnya perkara-perkara di atas, sehingga Islam dapat menjadi satu kuasa yang besar dan dihormati.

Di sini harapan tersebut tidak akan tercapai sekiranya umat Islam masih lagi memandang ringan terhadap kepentingan fardu kifayah. Umat Islam sewajibnya memberikan perhatian yang sewajarnya terhadap kefarduan ini. Tanpa tumpuan yang bersungguh-sungguh terhadap aspek ini, idealisme Islam tidak akan tercapai dan ia akan hanya menjadi satu utopia sepertimana yang dilemparkan oleh musuh-musuh Islam.             

AlKundangi,
Februari,2001.  

Al Fatihah buat Mak Bah yang dikasihi..

Inna lillah hiwaiina ilai hirojiun.Seesungguhnya daripada allah kita datang dan kepada Allah jualah kita kembali.Pagi tadi,aku telah ke rumah ahli keluarga papa Maryam.Ada kematian di sana.Jenazah selamat di kebumikan selepas solat Zuhur.Aku sangat bersyukur kepada Allah swt kerna diberi kesempatan untuk sama-sama memandikan mayat jenazah dan menkafankannya.Setelah itu,aku dan jemaah yang lain yang berada di dalam masjid tersebut menunaikan solat zuhur dan sejurus kemudian menunaikan pula solat janazah 4 rakaat.Ramai orang tidak tahu betapa besarnya fadilat solat janazah.Rata-rata hanya kaum adam sahaja yang melakukan solah jenazah ,tetapi tadi ada lebih kurang 20 muslimah sama-sama berdiri di belakang melakukan solat janazah.Bagaimana caranya kita solat janazah?

Hayatilah video ini dan mudah-mudahan kita dapat menafaatkaannya untuk kemaslahatan ummah

Wednesday, February 16, 2011

Perubatan Tradisional V Perubatan Moden

Batuk dan sakit tekak.Banyak minum air batu atau pun terkena jangkitan virus daripada orang lain?Aku rasa puncanya datang daripada kedua-duanya,terlalu banyak minum air batu dan juga terkena jangkitan virus.Nak telan air liur pun perit rasanya. Dah tahu puncanya,sekarang ini nak cari jalan menyelesaikan masalah ini.Pertama,berhenti minum air batu ganti dengan air suam.Kedua,kena cari penawar.Apakah penawar yang paling baik untuk menghilangkan sakit tekak dan batuk.Ada orang kata minum air asam jawa dicampur dengan gula batu.Itu cara melayu. Cara india pun ada juga petuanya,ambil segenggam biji ketumbar,digoreng tanpa minyak untuk beberapa minit.Kemudian tuangkan 5 gelas air dan didihkan selama 15 minit.Minum air rebusan ketumbar 3 kali sehari.Aku pernah mencubanya untuk menghilangkan demam selesema dan alhamdulillah ternyata berkesan.Bukan nak kata ubat doktor tak bagus,tapi aku lebih suka kepada perubatan tradisional.Ada juga orang yang berubat menggunakan kaedah perubatan secara ghaib.Kenapa dikatakan ghaib? Ghaib sebabnya pengamal ilmu perubatan tersebut seakan-akan menggayakan sesuatu aksi .Contohnya,sipesakit  diminta berbaring diatas katil,kemudian pengamal tersebut akan datang duduk disebelah pesakit dan menyoalnya apa penyakit yang dihadapinya.Jika sakit dibahagian perut,pengamal akan melakukan pembedahan secara ghaib di atas perut pesakit.Kita akan nampak seolah-olah pengamal sedang memotong perut pesakit ,meyeluk ke dalam perut tadi dan mengeluarkan sesuatu daripada perut pesakit.Kemudian,dia seolah-olah menutup kembali perut pesakit dan kita akan nampak seperti pengamal sedang menjahit pesakit tadi.Pelik tapi itulah yang aku nampak tempuh hari,dimana aku telah dibawa oleh ahli keluargaku ke tempat tersebut.Ramai pesakit yang datang, jauh dan dekat.Bayaran  bagi setiap pesakit mengikut penyakit yang dialaminya. Contohnya jika berkaitan jantung dan buah pinggang ,harganya lebih tinggi berbanding sakit migrain atau sakit kaki.Bagi aku,perubatan ghaib ini sukar untuk aku percayai,namun inilah rahmat Allah kepada hamba-hambanya.Semua penyakit ada penawarnya selain mati.Allahu'alam

Tuesday, February 15, 2011

Relaks Sekejap.....Take 5

A QUICK LAUGH FOR 5 MINS 







Teacher: History is a very interesting subject. It tells you about what had happened in the past.
Student: Please teacher, I don't think I want to study history.
Teacher: Why?
Student: There is no future in it.
 






Teacher : Ted, if your father has $10 and you ask him for $6, how much would your father still have?
Ted : $10.
Teacher : You don't know maths.
Ted : You don't know my father!
 






Mother : David, come here.
David : Yes, mum?
Mother : You really disappoint me. Your results are getting worse.
David : But I will only get my report book tomorrow.
Mother : I know that. But I am going to 
Hong Kong tomorrow, so I am scolding you now. 






Father : Why did you fail your mathematics test?
Son : On Monday, teacher said 3+5=8
Father : So?
Son : On Tuesday, she said 4+4=8 And on Wednesday, she said 6+2=8. If she can't make up her mind, how do I know the right answer?
 






A mother and son were doing dishes while the father and daughter were watching TV in the living room. Suddenly, there was a loud crash of breaking plates, then complete silence. The daughter turned to look at her father.
Daughter : It's mummy!
Father : How do you know?
Daughter : She didn't say anything.
 






Girl: Do you love me?
Boy: Yes Dear
Girl: Would you die for me?
Boy: No, mine is undying love
 






Man: How old is your father?
Boy: As old as me
Man: How can that be?
Boy: He became a father only when I was born
 






Waiter: I've stewed liver, boiled tongue and frog's leg.
Customer: Don't tell me your problems. Give me the menu card.
 






Teacher : Simon, your composition on 'My Dog' is exactly the same as your brother's. Did u copy his?
Simon : No, teacher, it's the same dog!
 






Father : Your teacher says she finds it impossible to teach you anything!
Son : That's why I say she's no good!
 






Teacher: 'Where were u born?'
Student: ' 
Singapore , Sir.'
Teacher: 'Which part?'
Student: 'All of me, Sir.'
 






A teacher was asking her class: 'What is the difference between 'unlawful' and 'illegal'?'
Only one hand shot up.
'Ok, answer, Joan' said the teacher.
''unlawful' is when u do something the law doesn't allow and 'illegal' is a sick eagle.'
 






Teacher: 'How come you do not comb your hair?'
Ah Kow: 'No comb, Sir.'
Teacher: 'Use your dad's then.'
Ah Kow: 'No hair, Sir.'
 






A boy came home from school with his exam results.
'What did u get?' asked his father.
'My marks are under water,' said the boy.
'What do u mean 'under water'?'
'They are all below 'C' (sea) level'
 






Well, that's the end of the jokes. Hope you had a good laugh! Do send it to all your friends and family so that they will have a good laugh too. :D
Have a nice day!

Hadis Abu Hurairah

Hadis Abu Hurairah r.a katanya: 
Rasulullah s.a.w bersabda: Haram bagi wanita muslim musafir dalam suatu perjalanan melainkan bersama-samanya seorang lelaki mahramnya.
(Riwayat Muslim, #2386


Tell a friend.....10 things that we waste in our lives

Ten Things We Waste
 
Tell a Friend
 
1. Our Knowledge: Wasted by not taking action with it

2. Our Actions: Wasted by committing them without sincerity.

3. Our Wealth: Wasted by using on things that will not bring us ajr (reward from Allah). We waste our money, our status, our authority, on things which have no benefit in this life or in akhirah (hereafter).

4. Our Hearts: Wasted because they are empty from the love of Allah, and the feeling of longing to go to Him, and a feeling of peace and contentment. In it's place, our hearts are filled with something or someone else.

5. Our Bodies: Wasted because we don't use them in ibadah (worship) and service of Allah.

6. Our Love: Our emotional love is misdirected, not towards Allah, but towards something/someone else.

7. Our Time: Wasted, not used properly, to compensate for that which has passed, by doing what is righteous to make up for past deeds.

8. Our Intellect: Wasted on things that are not beneficial, that are detrimental to society and the individual, not in contemplation or reflection.

9. Our Service: Wasted in service of someone who will not bring us closer to Allah, or benefit in dunyaa.

10. Our Dhikr (Remembrence of Allah): Wasted, because it does not effect us or our hearts.

Lessons from Imam Ibn Qayyim al-Jawziyyah
 
 

The Prophet's birthday--Accept or reject??

Mawlid al-Nabi (the Prophet’s birthday)
Why some people accept and some unaccept the celebration of the prophet ( )? What is your opinion?
Praise be to Allaah.
There is nothing in the Qur’aan to say that we should celebrate the Mawlid or birthday of the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him). The Prophet himself (peace and blessings of Allaah be upon him) did not do this or command anyone to do it, either during his lifetime or after his death. Indeed, he told them not to exaggerate about him as the Christians had exaggerated about Jesus (upon whom be peace). He said: “Do not exaggerate about me as the Christians exaggerated about the son of Maryam. I am only a slave, so say, ‘The slave of Allaah and His Messenger.’” (Reported by al-Bukhaari). What has been reported is that the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) made the day of his birth a day of worship, which is different to celebration. He was asked about fasting on Mondays, and he said: “That is the day on which I was born and the day on which I was entrusted with the Mission or when I was first given Revelation.” (Reported by Muslim, al-Nisaa’i and Abu Dawood).
Moreover, we know that the Sahaabah (may Allaah be pleased with them) were the people who loved the Prophet most. Was it reported that Abu Bakr, who was the closest of people to him and the one who loved him the most, celebrated the birthday of the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him)? Was it reported that ‘Umar, who ruled for twelve years, or ‘Uthmaan, did this? Was it reported that ‘Ali, his relative and foster son, did this? Was it reported that any of the Sahaabah did this? No, by Allaah! Is it because they were not aware of its importance, or did they not truly love the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him)? No one would say such a thing except one who has gone astray and is leading others astray.
Did any of the imaams – Abu Haneefah, Maalik, al-Shaafi’i, Ahmad, al-Hasan al-Basri, Ibn Seereen – do this or command others to do it or say that it was good? By Allaah, no! It was not even mentioned during the first and best three centuries. The Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) said in a saheeh hadeeth: “The best of mankind are my generation (or my century), then those who come after them, then those who come after them. Then there will come a people who will not care if their testimony comes before their oath or vice versa (i.e., they will not take such matter seriously).” (Reported by al-Bukhaari, Muslim and al-Tirmidhi). The celebration of the Prophet’s birthday appeared many centuries later, when many of the features of true religion had vanished and bid’ah had become widespread.
Thus this celebration became a sign of one’s love for the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him)? But can it be possible that the Sahaabah, the imaams and the people of the best three centuries were unaware of it, and it was only those who came later who were aware of its importance?! What the Qur’aan tells us is that love of the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) is demonstrated by following the guidance he brought. Allaah says (interpretation of the meaning):
“Say (O Muhammad): ‘If you (really) love Allaah, then follow me, Allah will love you and forgive you your sins. And Allaah is Oft-Forgiving, Most Merciful.
Say: ‘Obey Allaah and the Messenger.’ But if they turn away, then Allaah does not like the disbelievers.” [Aal ‘Imraan 3:31-32]
The first aayah explains that love is just a claim, but the proof of sincerity is following what the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) brought. The second aayah reaffirms the importance and necessity of obeying Allaah and His Messenger. Hence Allaah ended the aayah with a very stern warning in which those who refuse to obey are described as kaafirs, and Allah does not love the disbelievers. We ask Allaah to keep us safe from that. The Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) told us of the danger of not obeying him, and the danger of adding to what he brought. The celebration of Mawlid or his birthday is indeed an addition to what he brought – as all the scholars agree. He said: “The best of speech is the Book of Allaah, and the best of guidance is the guidance of Muhammad. The most evil of things are those which are newly-invented (in religion), and every innovation is a going astray.” (Reported by Muslim and al-Nisaa’i).
We ask Allaah to protect us from bid’ah and to bless us by helping us to follow. Allaah knows best. May Allaah bless our Prophet Muhammad.
Islam Q&A
Sheikh Muhammed Salih Al-Munajjid